Lewat Strategi Anyar, Juventus Sukses Raih Kemenangan

Bandar Bola – Juventus kembali menuai hasil positif di laga lanjutan Serie A, Minggu (22/01/2017). Tim besutan Massimiliano Allegri itu harus meladeni perlawanan tim tamu Lazio. Kemenangan ini sangat berguna untuk memperkuat lagi posisi Juve di puncak klasemen sementara. Sebelumnya, Juve sempat mengalami kekalahan saat laga kontra Fiorentina pekan lalu.

Laga baru berlangsung 5 menit, publik Juventus Stadium dibuat bergemuruh oleh gol Paulo Dybala. Memanfaatkan umpan Mario Mandzukic, ia pun langsung melepaskan tembakan dari luar kotak penalti. Menyusul kemudian Gonzalo Higuain yang turut mencatatkan namanya di papan skor di menit ke-17. Umpan silang Juan Cuadrado berhasil dikonversikan menjadi sebuah gol yang menambah keunggulan Juve menjadi 2-0.

Pelatih Juventus melakukan sedikit perubahan dalam formasi permainan. Juve yang familiar dengan aplikasi 3-5-2 atau 4-3-2-1, kini mereka menerapkan formasi 4-2-3-1. Artinya, ada 2 pemain di masing-masing sector sayap Juve. Sementara itu, Lazio meladeninya dengan formasi 4-3-3 ala racikan Simone Inzaghi.

Cuadrado dan Lichsteiner Jadi Andalan Juventus

juventus

Juventus mampu melihat kelemahan yang ada pada sisi kiri Lazio. Si nyonya tua mengandalkan peran Juan Cuadrado serta sokongan dari Stephan Lichsteiner untuk mengobrak-abrik sisi kiri Lazio yang dikawal oleh Stefan Radu. Hasilnya pun cukup memuaskan. Cuadrado yang terhitung jarang turun, mampu menunjukan kemampuan maksimal dengan bermain sebagai gelandang sayap. Stefan Radu cukup kebingungan dengan serangan yang silih berganti dibangun dari sisi kiri pertahanannya. Rekannya, Feliper Anderson yang seharusnya memberikan cover untuk dirinya, justru tidak mampu berbuat banyak dengan eksploitasi yang dilancarkan secara terus menerus.

Kecepatan serta visi serangan Cuadrado dan Lichsteiner cukup memberi peran dalam terciptanya dua gol Juventus. Contohnya saja, full back asal Swiss tersebut itu dengan leluasa melancarkan penetrasi tanpa tekanan berarti dari Felipe Anderson yang berada tidak jauh dengannya. Sodorannya langsung diteruskan oleh Mandzukic kepada Dybala yang berdiri bebas tanpa tekanan.

Terlambat untuk Stefan Radu menghentikan laju Dybala. Dari luar kotak penalti, tendangan Dybala pun langsung mengalir deras ke gawang Lazio. Kelalaian Lucas Biglia serta Sergej Savic juga ikut berperan dalam terciptanya gol pertama itu. Mereka tampak tidak berdaya melihat Dybala berlari bebas saat menerima sundulan bola dari Mandzukic

Gol kedua pun prosesnya hampir sama. Kali ini Juan Cuadrado yang unjuk gigi. Kerjasamanya dengan Stephan Lichsteiner mampu memberikannya peluang untuk melepaskan sebuah umpan. Lagi-lagi, tak gangguan berarti dari Stefan Radu ataupun rekan-rekannya. Umpan tersebut langsung mengalir ke arah Gonzalo Higuain yang sudah bersiap melepaskan tendangan di muka gawang Lazio. Kembali lagi, Felipe Anderson dan Stefan Radu memiliki andil besar atas ketertinggalan timnya 2-0.

Lazio cukup kesulitan untuk membangun sebuah serangan yang efektif. Mereka tidak berhasil menembus solidnya lini pertahanan Juventus. Kekompakan empat bek Juve terbukti ampuh untuk menahan tekanan yang saban menit datang. Selain itu, keberadaan double Pivot yang dimainkan oleh Miralem Pjanic serta Sami Khedira berhasil mempersempit ruang gerak para gelandang Lazio.

Tidak ada sodoran yang bisa mereka usahakan untuk menciptakan peluang di kotak penalti. Lazio pun tampak frustasi dengan kondisi tersebut. Melepaskan tendangan dari luar kota penalti jadi opsi yang paling memungkinkan. Namun, usaha itupun sia-sia saja, percobaan Lazio belum memberi pengaruh berarti terhadap pertahanan Juventus. Dari total 11 tendangan, taka da satupun yang mengarah ke gawang kawalan Gianluigi Buffon.

Sepertinya, Allergri cukup sukses menerapkan skema terbarunya itu. Cuadrado lah yang bisa dijadikan indikatornya. Ia terhitung jarang diturunkan. Berkat racikan baru pelatihnya, ia pun mampu menunjukan potensinya sebagai pemain sayap yang berkualitas. Selain itu, keberadaan double pivot Juventus juga terbukti ampuh untuk mengurangi ruang gerak para pemain Lazio. Hasilnya, sulit bagi klub asal Roma tersebut untuk mengalirkan bola ke depan. Itulah yang membuat mereka lebih memilih untuk melepaskan sepakan dari luar kotak penalti.