Begini Penjelasan Gol Berbau Offside di Laga Manchester City Kontra Arsenal

Pep Guardiola berhasil kembali membangkitkan kepercayaan diri anak-anak asuhnya usai membungkam Arsenal dengan skor 2-1, Minggu (18/12). Kemenangan itu sempat mendongkrak peringkat Manchester City ke posisi kedua, sebelum akhirnya kembali tergusur oleh Liverpool. Akan tetapi bukan kemenangan itu saja yang menjadi sorotan, melainkan dua gol The Citizens yang dianggap berbau offside.

Selesai pertandingan, bahkan Arsene Wenger mengakui sangat kesal dan tidak bisa menerima kekalahan timnya itu. Padahal menurut Wenger, Arsenal sudah bermain baik pada pertandingan tersebut. The Gunners unggul cepat terlebih dahulu melalui aksi Theo Walcott di menit kelima. Akan tetapi memasuki paruh kedua, Manchester City membalas dua gol di paruh kedua melalui Leroy Sane dan Raheem Sterling.

manchester-city

Akan tetapi, dua gol tersebut menimbulkan kontroversi yang berkepanjangan. Banyak yang menganggap kalau wasit seharusnya menganulir gol Sane dan Sterling karena berbau offside. Jika wasit sudah meniup peluit, apa boleh dikata. Arsene Wenger pun hanya bisa pasrah. Ia lalu menyebutkan untuk lebih fokus menganalisis penyebab kekalahan The Gunners atas Manchester City.

Pada proses gol pertama yang diceploskan oleh Leroy Sane, posisi mantan pemain Schalke itu memang menyulitkan asisten wasit untuk mengambil keputusan. Sebab situasinya berlangsung sangat cepat, sehingga asisten wasit tidak berada di posisi yang seharusnya. Sedangkan gol kedua yang dibuat Sterling seharusnya juga dianulir. Sebab terlihat ada David Silva di posisi offside, yang dinilai mengganggu Petr Cech untuk menghalau bola tendangan Sterling.

Gol Manchester City Laws of the Game FIFA

Jika kita mengacu pada Laws of the Game FIFA, maka ada aturan dasar offside adalah apabila ada pemain lawan yang berdiri di belakang pemain terakhir. Kemudian peraturan ini dibagi lagi menjadi tiga subaturan lainnya. Seorang pemain lawan dianggap berada dalam posisi offside apabila dia mengganggu pergerakan lawan, mengganggu jalannya pertandingan atau diuntungkan dari situasi offside tersebut.

Dari aturan offside pada Laws of the Game FIFA, mari kita telaah lebih jauh situasi yang dihadapi Petr Cech saat ia kebobolan gol Raheem Sterling. Proses gol tercipta melalui tendangan keras penyerang Manchester City itu. Akan tetapi David Silva seolah melakukan gerakan di belakang pemain terakhir Arsenal, sehingga tampak membuat Cech canggung untuk menghalau bola. Silva awalnya berlari dari tengah lapangan, lalu saat Sterling melepas tendangan, gelandang Manchester City itu terlihat seperti tengah berusaha memotong bola yang melaju tersebut.

Sebenarnya gol ini bisa saja tidak disahkan oleh wasit. Bukan hanya satu, tapi sebenarnya Silva juga terjerat dua aturan offside pada Laws of the Game. Pertama, ia mengganggu pemain lawan (Petr Cech). Kedua, ia mendapatkan keuntungan dari situasi tendangan Sterling. Kalau saja Silva tidak tiba-tiba datang dan seperti melakukan gerakan mengganggu, Cech kemungkinan besar bisa menangkap atau menghalau bola tersebut. Sebab posisi Cech sudah sangat siap untuk menghalau bola tendangan Sterling.

Setelah melihat tayangan ulang, semua orang mungkin bisa berpendapat. Akan tetapi wasit yang berada langsung di lapangan kemungkinan besar punya pandangan lain. Kondisi di lapangan memang abu-abu. Kemungkinan besar wasit melihat Silva justru ingin menghindari bola yang ditendang Sterling, supaya bisa langsung menuju ke gawang dan tidak terhitung mengganggu kiper. Jadi gol itu disahkan begitu saja. Apalagi Silva berlari dari arah tiang jauh.

Dengan kejadian di laga Manchester City vs Arsenal ini, mungkin Premier League membutuhkan teknologi VAR (Video Assistant Refree) seperti pada gelaran Piala Dunia Antarklub 2016 beberapa waktu lalu. Bagiamana menurut Anda?